Senin, 16 Mei 2011

Alhamdulillah Yaa Allah

Sudah sejak masih di daerah kota aku melihat langit arah barat begitu hitam,mengerikan bagiku.. Ya,entah mengapa setiap kali melihat luasnya langit dipenuhi gumpalan raksasa awan kelabu mampu membuatku bergidik ngeri..seperti langit ketika tsunamie yang akhirnya kami ketahui itu bukan mendung namun air yang seolah menutupi gunung..

Namun aku harus pergi,harus!
Dan langsung kulajukan motorku terus ke barat,ke arah mendung itu. Sepertinya hujan sangat lebat disana.

Setengah perjalanan telah dilalui,belum hujan memang meski mendung semakin kelam,aku masih melajukan motorku dengan kecepatan normal 40km/jam. Sesampai di Ajuen,angin demikian kencang, laju motorku mulai susah dikendalikan karena arah yang kutempuh melawan arah angin. Ya,aku akan menuju Lhoknga,menunaikan sebuah amanah.

Sekitar setengah kilometer melewati villa citra anginnya semakin kencang membuat laju motorku goyang sulit dikendalikan,akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sejenak. Tak hanya aku,beberapa pengendara motor lain juga melakukan hal yang sama,menepi.

Kulirik jam dipergelangan tanganku,hm..sudah Pkl.18.15wib,setengah jam lagi akan maghrib,aku harus bergegas agar ketika adzan maghrib aku sudah kembali ke kota. Tiba di rumah.

Anginnya semakin kencang,Alhamdulillah meski demikian gelap namun hujan belum turun,dan tak terlalu membuatku takut karena masih banyak pengendara motor yang sejalur denganku ke arah Lhoknga.

Setiba di tujuan,menunaikan amanah,basa-basi sesaat,aku bergegas pamit pulang,hujan sudah mulai turun,kukenakan mantel yang Alhamdulillah selalu tersimpan rapi di bagasi motor.

Begitu keluar dari lorong memasuki jalan aspal negara,aku langsung tercekat, Astaghfirullah,Yaa Allah.. Nyaris luruh airmataku karena anginnya begitu riuh memainkan pepohonan sepanjang jalan, berayun-ayun seolah seringan kapas, tak ada pengendara lain selain 1-2 truk Fuso raksasa pengangkut semen dari PT.SAI yang melewatiku.

Beberapa meter ke depan aku akan melewati area persawahan,jalan semakin samar terlihat karena derasnya hujan. Tepat seperti yang sudah-sudah, anginnya jauh lebih kencang ketika melewati area persawahan, ban motorku terasa sangat goyang jika dikendarai dengan kecepatan normal.

Finally, laju motorku sudah nyaris 70km/jam sekarang, memang ban motor tak terasa goyang lagi,namun jantungku yang semakin kebat-kebit tak keruan terutama jika harus beberapa kali menikung siku 90 derajat jika tak mau meluncur bebas ke areal persawahan, airmata dan air hujan sudah tak dapat kubedakan lagi, aku juga tak berani mengerem tiba-tiba,khawatir tergelincir mengingat licinnya jalanan.

Jika hanya hujan deras tak terlalu mengkhawatirkanku,karena pada dasarnya aku memang senang sekali menikmati perjalanan dalam dekapan hujan,tapi kalau sudah angin seperti badai meski tanpa hujan tetap saja mengerikan,apalagi jika berkolaborasi dengan hujan deras,benar-benar serasa fenomena duet maut bagiku.

Masih terekam jelas pada tahun yang lewat sepulang dari krueng raya usai melaksanakan suatu kegiatan bersama penduduk desa binaan,saat itu sudah menjelang maghrib,matahari telah pecah menebar warna jingga pada pelataran langit,akupun tak yakin akan tiba di rumah sebelum adzan maghrib berkumandang,namun tetap aku berusaha secepat mungkin melaju pulang, saat tiba di jembatan terakhir, karena kencangnya angin ban motorku terangkat,gedug..gedug..gedug..ke kanan,benar-benar serasa dibawa angin,hal serupa pernah juga terjadi di jalan baru simpang surabaya arah lampeuneurut yang masih kaya dengan luasnya hamparan sawah di kiri-kanan jalan,padahal saat itu aku berboncengan dengan sahabatku,mengerikan sekali..T_T

Memasuki Ajuen rasanya aku menjadi lebih tenang,meski hujan masih sangat deras,namun angin tak kencang lagi,sudah ramai pula karena area pertokoan,sp.dodi,lanteumeun,seutui..Alhamdulillah,tak lepas mengucap syukur atas rasa cintaNYA melindungiku selama dalam perjalanan dan dapat tiba di rumah 10' sebelum adzan maghrib,Alhamdulillah..

Alhamdulillah Ya Rabbi,, =')

Tidak ada komentar: