Senin, 27 Oktober 2008

Doa, dan...Doa..

“Sudah siap menikah??


kenapa pertanyaan ini seringkali terlontar dari beberapa orang belakangan ini kepadaku…? (Ge-Er!! ;D)

seiring dengan pernikahan beberapa sahabat, Sari, Mira, Putri... hmm, hingga akhir tahun nie ada 9 orang sahabat tercinta menikah, Subhanallah... tapi tentunya niat n keinginan untuk menikah bukan karena ikut2an dunk..^_^

Yaa..ayo kita bahas melalui kata-kata dan kalimat-kalimat yang tak seberapa ini…BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM..

Hmm..ngomongin tentang menikah, it’s not a simple thing. Nikah itu sebuah kewajiban.. tidak hanya sayang-sayangan..but coba deh berpikir nikah itu merupakan salah satu bagian dari salah satu perjuangan jalan da’wah Q’ta..^_^ !! Betuuuulll…?! Nikah itu ga semudah yang kamu kira,Sarah!!! Banyak banget yang harus dipikirkan…misalnya :

ü Di saat uda nikah kamu tuh uda ga bisa mau ego-egoan, emosi-emosian, kekanak-kanakan. INGAT. Ada satu orang yang uda jadi teman hidup yang mungkin memiliki sejubel kepribadian berbeda dengan kamu.

ü “Nikah muda tu enak…” emang betul!! But, jangan ingat seneng-senengnya aja..pasti bakal ada masa-masa sulit yang bakal kamu hadapi.. tapi, kalo’ kamu yakin bisa, ga ada masalah.

ü Nikah sambil kuliah?! Why Not?? Jujur aja pingin.. tapi, apa siap ya ntar nikah, kuliah, aktivitas lain (ciiee..sok sibuk nieh ceritenye!!)

Mengurusi rumah tangga khan ibadah yang indah, dan menuntut ilmu-pun ibadah sebagai salah satu tanda bukti kecintaan Q’ta pada Allah.

ü Yang TERPENTING dari segalanya adalah… menjadi istri tu ga Cuma bisa masak, nyuci, nyetrika, dll.. but, kudu bisa jadi ibu rumah tangga yang bijak. Apalagi kalau kita menikah di jalan da’wah. (subhanallah..)

Yup, itu beberapa point yang mungkin harus dicatat ;)

(cateeeett!!)

back to my self..

Gimana sa? Are u ready to marriage??

Ketika kita telah memiliki target-target yg ingin kita wujudkan dalam hidup kita, tentunya kita berusaha dengan usaha terbaik yang kita punya, right? Dan yang terpenting tentunya… DOA..yaa..Doa..

Saya yakin setiap kita pesti telah melantunkan begitu banyak doa, juga doa untuk mendapatkan pasangan. Mungkin kita sambil mengira-ngira..kapan Allah mengabulkan doa kita. Satu hal, kita harus yakin semua doa kita pasti terkabul (hanya waktunya saja yang sering tidak kita ketahui). Seperti halnya Nabi Zakaria a.s., yang tidak pernah putus berdoa untuk mendapatkan keturunan, meski usia beliau sudah sangat tua, rambut telah beruban, tenaga sudah semakin lemah, tetapi tidak lelah beliau meminta kepada Allah. Doa yang diabadikan Allah dalam Al-Quran, surat Al-Anbiya: 89.

Rabbi la tadzarni fardan wa anta khairul waaritsin. “Ya Tuhanku, Janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.”

Doa yang indah yang dapat kita tiru untuk kita lantunkan dalam setiap kesempatan, terutama waktu-waktu yang utama dalam berdoa.

Selain berdoa untuk diri kita sendiri, kita juga dapat berdoa dengan perantaraan orang tua kita. Maksudnya?

Begini contohnya:

Yaa Allah, karuniakanlah kepada ayah dan bundaku, menantu yang shalih, yang dapat menjadi pasangan anaknya ini untuk mencari keridhaan-Mu.

Sederhana ya kelihatannya sebab sering kali doa kita egois. Hanya untuk diri kita saja. Selama ini, mungkin kita berdoa agar Allah memberikan jodoh, pasangan yang shalih, yang baik, yang cerdas, pengertian, dan bla…bla..keinginan lain. Seseorang yang dapat menjadi partner untuk bahu-membahu dalam mewujudkan..suatu hari nanti…keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Kita lupa bahwa orang tua kita juga “berhak” mendapatkan doa kita. Bukankah pasangan kita nanti, suami kita, akan menjadi bagian dari keluarga besar kita?

Dan, sudahkah kita hari ini mendoakannya? Ya hari ini. Meski kita bahkan belum tau siapa jodoh kita kelak. Mendoakan agar siapapun dia, dimanapun dia, tetap istiqamah dalam agama, selalu bergerak dan mencintai kebaikan, serta dijauhkan dari segala keburukan.

Ya, entah siapapun dia, doakanlah meski kita belum mengenalnya, meski kita tidak tahu siapa jodoh kita. Namun, bukankah Allah sudah mencatat dan menetukan siapa “dia” di lauhul mahfudz? Semoga Allah menjaga “calon” pasangan kita. Bukankah kita ingin pasangan yang baik, yang shalih?

Oleh karena itu, lantunkanlah pula doa untuknya…

“Ya Allah, siapapun jodohku kelak, jagalah ia agar selalu istiqamah dalam agama-Mu. Semoga ia selalu mencintai-Mu, mencintai Rasul-Mu. Jagalah dia dari segala keburukan. Berikanlah kekuatan padanya untuk selalu menegakkan agama-Mu. Jauhkanlah ia dari kecintaan berlebihan pada dunia.”

Jadi, mari berdoa, dan terus berdoa, terus……semoga Allah mengabulkan.Amin.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

tes

Anonim mengatakan...

makasih ya atas infonya selama ini.

Andangwisu mengatakan...

"Yaa Allah, karuniakanlah kepada ayah dan bundaku, menantu yang shalih, yang dapat menjadi pasangan anaknya ini untuk mencari keridhaan-Mu."

Ada ada aja......hehehehe

mujahid siank bolonk mengatakan...

mantap....beruntungnya ikhwan yang mandapatkan anti.... :-)